ترجُمة

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Ahad, 14 Februari 2010

BAB TAYAMUM


Definisi Tayamum
Menurut asal kata, tayammum berarti al-qashdu yaitu bermaksud. Sedangkan menurut istilah Syar’i, berarti Penggunaan tanah untuk bersuci dari hadats kecil ataupun besar. Caranya dengan menepuk-nepuk kedua tapak tangan ke atas tanah lalu diusapkan ke wajah dan kedua tangan dengan niat untuk bersuci dari hadats.
Tayammum berfungsi sebagai pengganti wudhu` dan mandi janabah sekaligus.

II. Dalil Tayamum


  • Dalil Al-Quran

    “ Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik ; sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema`af lagi Maha Pengampun.” (QS. An-Nisa : 43)


  • Dalil Sunnah

    “…Dan dijadikan tanah bagi kita sebagai media pensuci, jika tidak terdapat air.” ( HR. Muslim)

    II. Hal-hal Yang Membolehkan Tayammum

    1. Tidak Ada Air
    Ketidak adaan air untuk berwudhu atau mandi, seseorang bisa melakukan tayammum dengan tanah. Namun ketiadaan air itu harus dipastikan terlebih dahulu dengan cara mengusahakannya. Baik dengan cara mencarinya termasuk membelinya.
    Sebagaimana yang telah dibahas pada bab air, ada banyak jenis air yang bisa digunakan untuk bersuci termasuk air hujan, embun, es, mata air, air laut, air sungai dan lainnya. Termasuk dalam kategori mencari ini adalah air mineral dan dengan demikian tayammum disini memang jarang bisa dilakukan di kota-kota besar.
    Bila sudah diusahakan dengan berbagai cara untuk mendapatkan semua jenis air itu namun tetap tidak berhasil, barulah dibolehkan bertayammum.
    Dalil yang membolehkannya yaitu:

    Dari Imran bin Hushain ra berkata bahwa kami pernah bersama Rasulullah Saw dalam sebuah perjalanan. Belaiu lalu shalat bersama orang-orang. Tiba-tiba ada seorang yang memencilkan diri (tidak ikut shalat). Beliau bertanya,"Apa yang menghalangimu shalat ?". Orang itu menjawab,"Aku terkena janabah". Beliau menjawab,"Gunakanlah tanah untuk tayammum dan itu sudah cukup". (HR. Bukhari Muslim)

    Bahkan ada sebuah hadits yang menyatakan selama tidak mendapatkan air, selama itu pula dia boleh bertayammum, meskipun dalam jangka waktu yang lama:.

    Dari Abu Dzar bahwa Rasulullah Saw bersabda,"Tanah itu mensucikan bagi orang yang tidak mendapatkan air meski selama 10 tahun". (HR. Abu Daud, Tirmizi, Nasa`i, Ahmad).


    2. Karena Sakit
    Baik sakit dalam bentuk luka atau pun jenis penyakit lainnya, karena ditakutnya akan semakin parah sakitnya atau terlambat kesembuhannya disebabkan air. Baik atas dasar pengalaman pribadi maupun atas advis dari dokter atau ahli dalam masalah penyakit itu. Maka pada saat itu boleh baginya untuk bertayammum.
    Dalilnya adalah hadits Rasulullah Saw berikut ini :

    Dari Jabir ra berkata,"Kami dalam perjalanan, tiba-tiba salah seorang dari kami tertimpa batu dan pecah kepalanya. Namun (ketika tidur) dia mimpi basah. Lalu dia bertanya kepada temannya,"Apakah kalian membolehkan aku bertayammum ?". Teman-temannya menjawab,"Kami tidak menemukan keringanan bagimu untuk bertayammum. Sebab kamu bisa mendapatkan air". Lalu mandilah orang itu dan kemudian mati (akibat mandi). Ketika kami sampai kepada Rasulullah SAW dan menceritakan hal itu, bersabdalah beliau,"Mereka telah membunuhnya, semoga Allah memerangi mereka. Mengapa tidak bertanya bila tidak tahu ? Sesungguhnya obat kebodohan itu adalah bertanya. Cukuplah baginya untuk tayammum.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majag, Daruquthuni dan disahihkan oleh Ibnu Sakan).

    3. Suhu Yang Sangat Dingin
    Dalam kondisi suhu dingin, maka berwudhu ini terkadang mendatangkan mudharat . Memang air bisa menjadi panas jika dihangatkan dengan alat pemanas. Namun tidak semuanya memiliki alatnya. Dalam keadaan ini tayammum diperbolehkan. Tentu saja dingin disini bukan dingin seperti seseorang yang di daerah panas misalnya dari Jakarta kemudian pergi ke daerah puncak yang berhawa sejuk bahkan dingin di pagi hari. Hal ini belum diperbolehkan tayamum, karena rasa dingin hanya dirasakan pribadi dan bukan menurut semua orang.
    Dalilnya adalah taqrir Rasulullah Saw saat peristiwa beliau melihat suatu hal dan mendiamkan, tidak menyalahkannya.

    Dari Amru bin Ash ra bahwa ketika beliau diutus pada perang Dzatus Salasil berakta,"Aku mimpi basah pada malam yang sangat dingin. Aku yakin sekali bila mandi pastilah celaka. Maka aku bertayammum dan shalat shubuh mengimami teman-temanku. Ketika kami tiba kepada Rasulullah Saw, mereka menanyakan hal itu kepada beliau. Lalu beliau bertanya,"Wahai Amr, Apakah kamu mengimami shalat dalam keadaan junub ?". Aku menjawab,"Aku ingat firman Allah [Janganlah kamu membunuh dirimu sendiri. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih kepadamu], maka aku tayammum dan shalat". (Mendengar itu) Rasulullah Saw tertawa dan tidak berkata apa-apa. (HR. Ahmad, Al-hakim, Ibnu Hibban dan Daruquthuni).

    4. Karena Sulit Mendapatkannya
    Kondisi ini bukan tidak ada air tapi tidak bisa terjangkau atau ada hal lain yang lebih besar bahaya nya. Misalnya takut bila mencari air, takut barang-barangnya hilang, atau kehilangan nyawa seperti air di dalam jurang yang dalam yang harus diambil dengan menurunin tebing terjal. Ataupun bila ada musuh ataupu hewan buas yang menghalangi antara dirinya dengan air. Ataupun ada sumur namun tidak ada lat timbanya atau seorang tawanan yang tidak diberi air untuk wudhu.

    5. Karena Air Tidak Cukup
    Kondisi ini tidak berarti ada air, namun ada air tapi hanya cukup untuk diminun atau untuk keperluan lainnya. Seperti misalnya dalam pesawat, kereta api atau kapal laut, Bahkan para ulama mengatakan meski untuk memberi minum seekor binatang yang kehausan, maka harus didahulukan memberi minumnya dan tidak perlu wudhu dan cukup bertayamum saja. Bahkan ketika melihat seekor anjing sekalipun yang sedang kehausan boleh bertayamum sedang air yang ada diberikan kepada anjing itu.

    6. Karena Takut Habis Waktu
    Ketika waktu shalat habis, meskipun air ada tersedia, namun jika berwudhu ditakutkan waktu shalat habis, maka boleh bertayamun.

    III. Tanah Untuk Tayammum
    Tanah yang digunakan untuk tayamum adalah tanah atau debu yang suci dari najis. Tanah disini berarti yang sejenis dengannya seperti batu, pasir, debu atau kerikil. Sebab di dalam Al-Quran disebutkan dengan istilah sha`idan thayyiba yang artinya disepakati ulama sebagai apapun yang menjadi permukaan bumi, baik tanah atau sejenisnya. Termasuk tayamum disini adalah menepukan tangannya ke dinding, atau apapun yang suci dan terdapat unsure debu yang menempel:

    “Bahwa Nabi Saw menepukan kedua telapak tangan beliau ke dinding..” (HR Abu Daud)

    IV. Cara Bertayammum
    Cara tayammum amat sederhana. Cukup dengan niat, lalu menepukkan kedua tapak tangan ke tanah yang suci dari najis. Lalu diusapkan ke wajah dan kedua tangan sampai batas pergelangan. Selesailah rangkaian tayammum. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw ketika Ammar bertanya tentang itu.

    Dari Ammar ra berkata,"Aku mendapat janabah dan tidak menemukan air. Maka aku bergulingan di tanah dan shalat. Aku ceritakan hal itu kepada Nabi SAW dan beliau bersabda,"Cukup bagimu seperti ini : lalu beliau menepuk tanah dengan kedua tapak tangannya lalu meniupnya lalu diusapkan ke wajah dan kedua tapak tangannya. (HR. Bukhari dan Muslim)

    Dalam hadist lain disebutkan :

    Cukup bagimu untuk menepuk tanah lalu kamu tiup dan usapkan keduanya ke wajah dan kedua tapak tanganmu hingga pergelangan. (HR. Daruquthuni)

    V. Yang Membatalkan Tayammum
    1. Segala yang membatalkan wudhu juga membatalkan tayammum. Sebab tayammum adalah pengganti wudhu`.
    2. Bila ditemukan air, maka tayammum dengan otomatis menjadi gugur.
    3. Bila halangan untuk mendapatkan air sudah tidak ada, maka gugur tayammum.
    Bila seseorang bertayammum lalu shalat dan telah selesai dari shalatnya, tiba-tiba dia mendapatkan air dan waktu shalat masih ada. Apa yang harus dilakukannya ? Para ulama mengatakan bahwa tayammum dan shalatnya itu sah dan tidak perlu mengulangi shalat. Sebab tayammum pada saat itu memang benar, karena tidak ada air. Bila shalat nya diulangi lagi ketika menemukan air hal ini dibenarkan juga karena tidak larangan untuk melakukannya lagi. Kasus itu pernah terjadi pada masa Rasulullah Saw.

    Dari Atha' bin Yasar dari Abi Said al-Khudhri ra berkata bahwa ada dua orang bepergian dan mendapatkan waktu shalat tapi tidak mendapatkan air. Maka keduanya bertayammum dengan tanah yang suci dan shalat. Selesai shalat keduanya menemukan air. Maka seorang diantaranya berwudhu dan mengulangi shalat, sedangkan yang satunya tidak. Kemudian keduanya datang kepada Rasulullah Saw dan menceritakan masalah mereka. Maka Rasulullah SAW berkata kepada yang tidak mengulangi shalat,"Kamu sudah sesuai dengan sunnah dan shalatmu telah memberimu pahala". Dan kepada yang mengulangi shalat,"Untukmu dua pahala". (HR. Abu Daud dan an-Nasa`i)

    TATA CARA TAYAMUM

    Untuk Lebih jelasnya silahkan lihat peragaan Tayamum di link ini:
    http://www.youtube.com/watch?v=aVbKh9K9QG8&feature=related

    Semoga Bermanfaat

    Kang Ackmanz

    LINK TULISAN SEBELUMNYA:
    Fikih Untuk Kita Semua:
    http://www.facebook.com/notes/belajar-fikih/fikih-untuk-kita-semua-bagi/222843645044
    1. PEMBAGIAAN BAHASAN FIKIH:
    http://www.facebook.com/pages/Belajar-Fikih/118899250309?created#/notes/belajar-fikih/pembagian-bahasan-fikih/220127300044
    2. HUKUM YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERALATAN MAKAN MINUM;
    http://www.facebook.com/pages/Belajar-Fikih/118899250309?created#/notes/belajar-fikih/hukum-yang-berhubungan-dengan-peralatan-makan-minum/220672160044
    3. Zat-Zat Najis (Bagian I):
    http://www.facebook.com/pages/Belajar-Fikih/118899250309?created#/notes/belajar-fikih/zat-zat-najis-bagian-i/224198780044
    4. ZAT-ZAT NAJIS (BAG.II):
    http://www.facebook.com/pages/Belajar-Fikih/118899250309?created#/notes/belajar-fikih/zat-zat-najis-bag-ii/227615975044
    5. ETIKA BUANG AIR:
    http://www.facebook.com/pages/Belajar-Fikih/118899250309?created#/notes/belajar-fikih/etika-buang-air/231947095044
    6. Bab Sunnah Tentang Kebiasaan (Fitrah) Seorang Muslim:
    http://www.facebook.com/pages/Belajar-Fikih/118899250309?created#/notes/belajar-fikih/bab-sunnah-tentang-kebiasaan-fitrah-seorang-muslim/302529865044
    7. Tata Cara Berwudhu (Bag. I):
    http://www.facebook.com/pages/Belajar-Fikih/118899250309?created#/notes/belajar-fikih/tata-cara-berwudhu-bag-i/309175895044
    8. Sunnah-Sunnah Wudhu (Bag. II Selesai):
    http://ww.facebook.com/pages/Belajar-Fikih/118899250309?created#/notes/belajar-fikih/sunnah-sunnah-wudhu-bag-ii-selesai/314476630044
    9. Nawaqidul Wudhu (Yang Membatalkan Wudhu):
    http://www.facebook.com/pages/Belajar-Fikih/118899250309?created#/notes/belajar-fikih/nawaqidul-wudhu-yang-membatalkan-wudhu/321740425044





  • Merawat fenomena kelesuan usrah dan ketandusan anak usrah

    To members of Usrah Jemaah Anak Muda@Facebook.com

    PENDEKATAN USRAH DAN NAQIB :
    DALAM MENGHADAPI MAD’U TERKINI


    Ruh Ibadah
    Islam adalah agama “misi dan dakwah”.
    Peranan sosial dan dakwah.
    Mampu menyentuh seluruh lapisan masyarakat untuk mengubah dan mencelupnya dengan warna Islam; secara teori dan praktis.

    Kapasiti Daie
    Kemampuan ilmu, kecekapan dan keteladanan.
    Mampu memahami rahsia jiwa seseorang, mampu menghiasi diri dengan watak sabar dan lapang dada.
    Memiliki firasat yang tajam dan hujah yang kuat.
    Memiliki kemampuan “indra ketuhanan”; menarik simpati hati, menyatukan jiwa dan berinteraksi dengan gerakan dakwah.

    Perbaiki dirimu !
    Wujudnya peribadi yang benar-benar mukmin akan membuka banyak peluang untuk berjaya.
    Pengorbanan para daie ; harta, tenaga dan waktu.
    Perhatian kepada ; memberi uswah hasanah, menampilkan gambaran nyata tentang islam, pemahaman yang universal dan toleransi dalam masalah khilaf dan furu’ dengan metod tadarruj.

    Tugas Daie
    Tugas pegawai elektrik; mengalirkan kekuatan dari sumbernya ke setiap hati agar sentiasa bersinar dan menerangi sekeliling.
    Tatkala ingin memikat hati mad’u ; anda adalah daie ; bukan ulama’ atau fuqaha’ jauh sekali bukan qadi.
    Tatkala berdakwah ; anda sedang memberi hadiah dan pertimbangan anda ; hadiah apa yang paling pantas diberi dan bagaimana cara memberi ?

    Rintangan Dakwah
    Permasalahan yang muncul dari dalam dirinya ; orang yang tidak memiliki sesuatu tidak mampu memberi sesuatu!
    Seseorang yang tidak memiliki kunci, maka sulit untuknya masuk. Manusia yang hatinya terkunci; bagaikan pintu grill besar dan kuat yang hanya dapat dibuka dengan kunci yang kecil.

    Persoalannya : Kembali kepada kemampuan daie !
    Potensi daie secara ruhiah, kecekapan membuat program (tidak formal), serta kesabaran dan ketahanan dalam mewujudkannya.
    Selayaknya seorang daie membuat program dan langkah-langkah dalam menyentuh hati dan mengambil simpati mad’u.

    Daie perlu memberi perhatian kepada…….
    Celah-celah kebaikan yang ada pada mad’u kemudian memupuknya…. sehingga celah-celah keburukan yang ada padanya tersingkir dan ia mampu bangkit berdiri melangkah ke jalan Islam.

    Daie yang paling sukses: Pendidik
    Menghayati hati dan pola pemikiran pelajar, lalu membimbing mereka sedikit demi sedikit, sehingga tujuan yang hendak dicapai terlaksana.

    SIKAP DAIE DAN MAD’U
    GURU/PENDIDIK – PELAJAR
    “ Untuk mencapai kejayaan dalam usaha mentarbiah, mendidik dan mengajar mereka; tidak bermuamalah dengan mereka sebagai musuh dan hubungan pun bukan permusuhan. Jika terjadi permusuhan, kita tidak dapat menguasai mereka” Ustaz Fathi Yakan, Konsep Penguasaan

    Daie yang paling sukses: Doktor
    Menghapus penderitaan dengan kata-kata yang penuh keimanan dan memberi ubat yang sesuai.

    SIKAP DAIE DAN MAD’U
    DOKTOR – PESAKIT
    “ Setiap penyakit itu ada ubatnya. Apabila ubat mengenai pesakit (sekun-rasi), ia akan sembuh dengan izin Allah” Riwayat Muslim

    QUDWAH HASANAH
    “Untuk dapat mempengaruhi orang ramai, menarik mereka ke dalam jemaah dan menguasai mereka, daie mestilah menjadi contoh teladan kepada orang ramai. Kerana manusia lebih terpengaruh dengan bahasa perbuatan dari bahasa lidah” Ustaz Fathi Yakan, Konsep Penguasaan

    Perilaku dan keteladanan daie yang ikhlas akan mempunyai pengaruh yang besar daripada tulisan dan ceramah. Ibarat “remote control” yang dapat memindahkan siaran TV tanpa kabel; daie yang ikhlas dan penuh kasih sayang ; tidak akan ada kesulitan memasukkan apa yang ada dalam hatinya dalam hati orang lain.

    LEMAH LEMBUT DAN BELAS KASIHAN
    “Penguasaan terhadap manusia memerlukan daie itu bersifat lemah-lembut dan belas kasihan. Kerana manusia itu benci kepada kekerasan dan mereka yang bersikap kasar”
    Ustaz Fathi Yakan, Konsep Penguasaan

    “Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri daripada sekelilingmu, kerana itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun buat mereka dan bermesyuaratlah dengan mereka dalam urusan itu”
    Al-Imran ; 159

    “EYE CONTACT”
    Jika tatapan mata yang dipenuhi oleh rasa iri hati dan dengki itu dapat memberi mudarat, mata tatapan mata yang dipenuhi rasa iman dan kasih sayang akan menimbulkan cinta dan keimanan.

    PANDANGAN KASIH SAYANG
    “Sesiapa yang memandang saudaranya dengan pandangan kasih sayang, nescaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya” al-hadis
    Pandangan sekilas yang penuh dengan keteduhan dan kasih sayang yang ditujukan pada hati dan mengajak berbicara dengan lembut. Ibarat kamera hanya dengan satu kilatan dapat menangkap gambar yang indah.
    Mata adalah sarana terpenting bagi seorang daie dan merupakan wasilah yang kesannya sangat besar bagi mad’u. Kerana ketika seorang daie memandang saudaranya sesama muslim dengan penuh kasih sayang, seakan ia telah memberikan hartanya yang paling berharga.
    Jika pandangan seorang yang penuh kedengkian akan menghancurkan, maka pandangan yang penuh cinta dan kasih sayang juga dapat berpengaruh dalam menghantar kepada kebenaran dan mempereratkan barisan dan memperkuatkan bangunan. Ini merupakan kekuatan terpendam yang dimiliki oleh manusia.
    Apa yang anda sembunyikan dalam hati akan tersingkap dengan tatapan mata. Seorang muslim adalah cermin bagi saudaranya.
    Kaedah kita memberi nasihat ialah “Hendaklah nasihatmu terhadap saudaramu dengan kiasan/berlapik, bukan terang-terangan, dan untuk membimbing kepada kebenaran bukan untuk menyakiti”.
    KISAH KAAB BIN MALEK RA
    “Kaum muslimin memulaukan kami selama 50 hari hingga bumi ini terasa sempit dan rasanya tiada tempat untuk kembali kecuali Allah. Sayalah yang paling tegar antara tiga orang tersebut. Saya masih tetap ikut solat berjemaah di masjid dan masih tetap ke pasar walau tidak seorang pun mengajak saya berbicara. Saya datang kepada Rasulullah yang sedang duduk di masjid selesai solat. Saya mengucapkan salam. Lalu saya duduk di sebelahnya sambil sesekali melirik kepada baginda. Tatkala saya menatapnya, baginda memalingkan muka.”
    Walaupun hukuman dan tindakan itu dari Allah. Tapi jika kita kehilangan pandangan yang penuh kasih sayang, maka kita kehilangan rahmat kehidupan.

    “PANCAINDRA”
    Pancaindra merupakan bahagian “vital” daripada tubuh manusia dan jasad merupakan tempat tinggal bagi indra tersebut. Dengan kehilangan indra, manusia “tidak hidup dan tidak mati”; tidak berupaya memberi pengaruh kepada orang lain kerana alat penerima dan pengirim tidak berfungsi. Tanpa menggunakan indra,daie hidup di dunia tidak nyata.

    “HATI”
    Daie ibarat “qalbu”(hati), maka sesiapa yang tidak memfungsikan hatinya, mereka tidak mendapat sambutan daripada masyarakat.
    Hati yang beriman adalah sumber penggerak.
    Bahasa “hati”- perasaan dan kasih sayang merupakan “bahasa” internasional yang dipergunakan oleh daie dalam menghadapi mad’u hatta kepada orang bisu sekalipun.
    “Bahasa” ini ibarat mata wang yang boleh diguna pakai di setiap tempat dan keadaan.
    Dengan bahasa inilah, generasi pertama umat ini menakluk dunia. Mereka adalah “lentera” kehidupan.
    Daie yang tidak mengingat, merasakan dan terpengaruh oleh kebaikan dan keburukan, dia tidak mempunyai hati.

    KARAKTER MANUSIA
    1. Berperilaku dengan akhlak Islamiyyah. – urutan pertama.
    2. Berperilaku dengan akhlak asasiyyah. – urutan kedua.
    3. Berperilaku dengan akhlak jahiliah. – urutan terakhir dalam dakwah fardhiah.
    # Bukan bererti seorang daie harus tetap berpegang dan terikat dengan urutan ini.

    DAKWAH FARDIYYAH
    Menemui beberapa pemuda yang terbayang ketaatan di wajahnya; daie perlu cermat kerana biasanya pemuda begini mempunyai seseorang yang dihormati dan disegani;mendekati salah seorang daripadanya; bergaul, sabar, lemah lembut dan penuh kasih sayang tanpa menyinggung permasalahan yang menyebabkan hubungan terganggu. Jangan tumpu kepada seorang kerana dia merasa diajak secara berlebihan dan menimbul prasangka buruk dan boleh lari daripada ajakan kita.

    MENGHAFAL NAMA
    Sangat penting kerana akan terjadi interaksi dan lahir sifat percaya sesama individu.
    Langkah awal dan “benang” pertama yang mengikat antara hati individu yang berserakan.
    Setiap orang tentu berasa senang jika dipanggil dengan namanya, apalagi dengan nama yang paling disukai.

    “Termasuk sifat angkuh adalah seseorang yang masuk ke rumah temannya, lalu dihidangkan kepadanya makanan, dia tidak mahu memakannya; dan seorang lelaki yang bersama-sama dengan lelaki dalam perjalanan, tetapi ia tidak menanyakan namanya dan nama orang tuanya” HR Ad-Dailami

    PENDEKATAN USRAH DAN NAQIB : DALAM MENGHADAPI MAD’U TERKINI v1

    To members of Usrah Jemaah Anak Muda@Facebook.com


    MEMULAKAN PERKENALAN
    Pelbagai teknik :
    Dialog….
    Membawa al-quran dan bahan bacaan.
    Makanan ringan.
    Cara-cara Islami
    …… dan lain-lain seni memulakan perkenalan

    DAKWAH FARDHIYYAH ;iktibar daripada Peristiwa Taif
    1. Adas menjemput makan. Memulakan makan dengan membaca : satu proklamasi aqidah Islamiyyah dan karakter muslim.
    2. Adas “ Ucapan ini bukanlah ucapan penduduk negeri ini”. Nabi saw “Wahai Adas, engkau berasal dari mana dan apa agamamu?” – menyebut nama : erti yang amat besar dan mengakrabkan, tanya negeri dan agama – rangkaian pembicaraan yang berurutan rapi.
    3. Adas “Saya beragama Nasrani dari negeri Ninawai.” Nabi saw. “Apakah dari negeri Yunus bin Matta, hamba Allah yang saleh itu?”. – hati Adas tersentuh kerana mendengar hamba Allah yang saleh itu.
    4. Adas “Apa yang anda ketahui tentang Yunus bin Matta?.” Nabi saw “Dia adalah saudaraku. Dia seorang nabi dan aku juga seorang nabi”.
    Kalimah “saudaraku” – membuatkan Adas semakin tertarik dan percaya. Menambah keakraban dan rasa percaya. Menyebut nama Yunus as lebih dahulu sebelum menyembut nama baginda ialah tanda sifat tawadhu’ (merendah diri) yang amat diperlukan oleh dakwah dalam menyentuh hati mad’u.

    TAWADDHU’ DAN RENDAH DIRI
    “Antara sifat yang terpenting dan paling menonjol yang dapat membuatkan seorang pendakwah itu dikasihi di kalangan masyarakat dan persekitarannya, menjadikannya berpengaruh dan dapat memimpin mereka ialah sifat tawaddhu’ dan rendah diri”
    Ustaz Fathi Yakan, Konsep Penguasaan

    “Sifat takabbur membentuk tabir dan penghalang antara pendakwah dengan orang ramai, malah menjadikan pendakwah asing daripada masyarakatnya, tidak mesra dengan orang sekeliling. Ustaz Fathi Yakan, Konsep Penguasaan

    Apakah ini sifat sombong? Rasulullah saw menjawab, “Tidak, sesungguhnya yang dimaksudkan dengan sifat sombong adalah menolak kebenaran atau meremehkan orang lain.” (HR Abu Daud)
    MANIS MUKA DAN MANIS TUTUR KATA
    Antara sifat yang boleh membukakan hati orang ramai kepada pendakwah dan menjadikannya dapat diterima dan dimesrai ialah sifat manis muka dan manis tutur kata”
    Ustaz Fathi Yakan, Konsep Penguasaan

    BARAKAH SENYUMAN
    Seorang teman berkata dia tidak berkemampuan untuk berdakwah, kerana dia bukan faqeh dan tahu metod dakwah. Adapun banyak hadis dibaca berkaitan dakwah telah dibacanya merupakan sebuah barakah. Dia tidak tahu bahawa barakah harus berbuah, dan buah daripada barakah adalah produktiviti dakwah.
    “Senyum pada wajah saudaramu adalah sedekah”
    Senyum melahirkan masyarakat muslim berwajah cerah dan mencintai. Inilah barakah daripada sebuah senyuman yang tulus.
    Allah swt pernah menegur Rasulullah sa tatkala baginda bermuka masam saat ditemui oleh Ibnu Maktum ra. Allah berfirman “ Dia (Muhammad) bermasam muka dan berpaling, kerana telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya(dari dosa)” ‘Abasa:1-3
    Setiap yang datang daripada Rasulullah adalah metode dakwah dan manhaj tarbiyyah.
    Wajah merupakan gambaran hakiki seorang manusia.
    Gambaran isi hati yang menggerakkan perasaan dan terpancar pada wajah seperti kilatan cahaya “flash”, seakan terpanggil berbicara, sehingga hati yang mendengar akan terpikat.
    Senyuman yang dibuat-buat adalah kreativiti seni, tidak ubah seperti bunga plastik.
    Sedangkan senyuman yang ikhlas adalah fitrah; ibarat bunga yang kekal di tangkainya. Indah dipandang mata, dan harum baunya, menjadikan jiwa terlena dan bersimpati.
    “Kamu tidak akan dapat membahagiakan orang lain dengan hartamu, tetapi yang dapat membahagiakan mereka adalah wajah yang ceria dan akhlak yang mulia” hadis Nabi saw.
    Dengan kekuatan iman, kehalusan perasaan dan kekuatan ruhiah; Islam mengubah banyak manusia dengan sebuah perubahan yang tidak dapat dilakukan oleh kekuatan material.
    Seorang daie hendaklah merasakan nikmat iman yang tulus ikhlas, sehingga dapat menembus hati yang sekeras apa pun, dan dapat menumbuhkan pepohon meski di tengah padang pasir yang gersang. Ia dapat mencetak khairu ummah; hasil daripada senyuman yang tulus, pandangan yang teduh, pergaulan yang simpatik, dan ucapan yang berkesan.

    PEMURAH DAN MENAFKAHKAN HARTA KEPADA ORANG RAMAI
    “hadiah yang diberikan oleh seseorang kepada saudaranya merupakan utusan kebajikan dan tanda kasih, sbg wasilah untuk lebih rapat dan punca kemesraan, ia dapat mendekatkan yang jauh, menghubungkan yang terputus dan membuka jalan dakwah untuk terus masuk ke dalam jiwa”Ustaz Fathi Yakan, Konsep Penguasaan

    “antara syarat paling menonjol yang mesti ada bagi kejayaan dakwah yang membolehkannya menarik dan menguasai orang ramai ialah sifat pemurah dan keriangannya membelanjakan harta untuk orang ramai” Ustaz Fathi Yakan, Konsep Penguasaan

    Aktiviti Wajib Daei : PROGRAM ANJURAN NABI SAW ENAM HAK MUSLIM

    To members of Usrah Jemaah Anak Muda@Facebook.com


    AKTIVITI WAJIB DAIE : PROGRAM ANJURAN NABI SAW
    ENAM HAK MUSLIM
    Hak orang Islam terhadap orang Islam lainnya ada enam:
    Apabila engkau berjumpa dengannya, berilah salam kepadanya.
    Apabila ia mengundangmu, penuhilah undangan itu.
    Apabila ia meminta nasihat padamu, nasihatlah dia.
    Apabila ia bersin lalu memuji Allah (membaca Alhamdulillah, maka doakanlah ia olehmu (yarhamukillah = semoga Allah memberi rahmat kepadamu)
    Apabila ia sakit, ziarahilah dia, dan
    Apabila ia meninggal dunia, maka iringkanlah dia.

    JIKA BERTEMU BERILAH SALAM
    Mengucap salam langkah pertama.
    Lebih mantap jika diikuti dengan berjabat tangan.
    Ucapan salam mesti disertai dengan perasaan cinta, senang, wajah yang berseri agar fungsinya akan tewujud.
    Saling memperkenalkan diri, nama, pekerjaan, tempat tinggal.
    Tapak dalam tahap awal berdakwah.

    JIKA TIDAK KELIHATAN , MAKA CARILAH DIA
    Watak sebuah perkenalan adalah jika seseorang yang anda kenal itu tidak anda lihat dalam waktu tertentu, maka anda harus bertanya khabar tentang keadaannya, atau menghubunginya, baik lewat telefon/sistem pesanan ringkas (sms) ataupun surat.

    JIKA SAKIT JENGUKLAH DIA
    Sunnatullah akan berlaku pada setiap orang; gembira, sakit, sedih dan setiap keadaan dan situasi perlu disikapi dengan sikap Islami. Jika anda mendengar bahawa teman anda sakit, anda harus segera menjenguknya, memberi ketenangan dan mendoakan kesembuhannya. Dan sangat baik untuk membawa hadiah yang sesuai.

    JIKA DIA MENGUNDANGMU MAKA PENUHILAH
    Selepas melewati tahap di atas, hubungan semakin erat. Sahabat anda akan menghadapi keadaan penting seperti naik pangkat, pernikahan, mendapat cahaya mata, lalu dia mengundangmu. Anda harus memenuhi undangannya kerana ia merupakan kesempatan berharga yang tersedia tanpa anda harus rencanakan sebelumnya, serta sebaliknya.

    JIKA DIA BERSIN DAN UCAP ALHAMDULILLAH , JAWABLAH YARHAMUKALLAH
    Duduk bersebelahan dengan orang belum dikenal di suatu tempat, baik perjalanan, pesta, mahupun tatkala menjenguk orang sakit, lalu orang yang duduk bersin maka hendaklah anda menoleh kepadanya dengan wajah berseri dan berdoa. Tentu hal ini akan menjadikan dirinya istimewa dan sesuatu yang baru dan setelah itu anda dapat bercakap-cakap dengannya.

    JIKA DIA MENINGGAL DUNIA MAKA HANTARKAN KE TEMPAT PEMAKAMANNYA
    Apa yang dapat ia lakukan setelah meninggalkan dunia dan dikubur?
    Pada hakikatnya, menghantar orang lain ke tempat pemakaman adalah menghantar dirinya sendiri, yang ia akan dapat mengambil nasihat, pelajaran dan merenungnya.
    Ini sebuah Rasulullah saw, yang menggambarkan persatuan dan kesatuan kaum muslimin.
    Jika sebelumnya anda dapat mengenal peribadi yang meninggal dunia, maka sekarang anda menggunakan kesempatan untuk berkenalan dengan keluarganya dan orang-orang yang bertakziah ke rumahnya. Membuka peluang berkenalan dengan ramai orang hasil satu kematian.

    Melakukan Segala Kebaikan
    “Berbuat baiklah kerana Allah, nescaya kebaikan itu kembali kepadamu di dunia mahupun akhirat”
    “Jika kamu letih kerana melakukan kebaikan, keletihan itu akan hilang dan kebaikan itu akan kekal”
    Bertasbih, bertakbir, dan bertahlil.
    Kekuatan yang dapat membantu daie bersabar dan istiqamah.
    Ia merupakan motor yang tiada hentinya bergerak membersihkan jiwa dan hati daripada pelbagai kekotoran.
    Menyingkirkan duri di jalan.
    Menolong orang yang buta dan tuli.
    Menunjukkan orang yang kebingungan.
    Menolong orang yang lemah.

    PENAMPILAN SEORANG DAIE
    Cara bertutur dan personaliti; pendakwah ialah pegawai pemasaran hasil produksi yang semestinya penampilan menarik dan kualiti produk(produk kita terbaik : Islam daripada Allah)
    Dakwah adalah menawarkan sebuah risalah dan pola berfikir yang tercermin dalam akhlak, keperibadian dan penampilan.
    Imam Hasan al Banna pernah ditanya: kenapa anda tidak menyusun buku?. Jawabnya: “Tugas saya bukanlah menyusun buku, kerana buku biasanya akan diletakkan di perpustakaan dan sedikit sekali yang mahu membacanya. Lain halnya mencetak peribadi muslim, dia adalah ‘buku yang sentiasa terbuka’ ke mana pun dia berjalan,itu adalah dakwah”.
    Daie merupakan utusan kepada jemaah, hendaklah dia senantiasa berpenampilan baik dan mulia.
    “Keberhasilan sebuah misi akan bergantung pada si pembawa misi tersebut”
    Kisah Mus’ab bin Umair ….. Dalam kisah beliau dengan Usaid bin Huhair
    “Demi Allah, kami sudah melihat pancaran cahaya Islam, sebelum dia berkata dengan wajah yang ceria”

    MELAFAZKAN CINTA KASIH
    Dari Anas ra. Bahawa ada seorang lelaki berada dekat Rasulullah saw lalu ada lelaki lain berkata “Ya Rasul, sungguh saya mencintai orang itu”. Rasulullah bertanya “Adakah kamu sudah memberitahunya”. Jawabnya “Belum”. Nabi bersabda “Beritahukan kepadanya.” Lelaki itu mendekatinya dan berkata “Sungguh aku mencintaimu kerana Allah swt”. Lelaki itu menjawab “ Mudah-mudahan Allah yang kerana-Nya engkau mencintai aku mencintaimu.

    Sesiapa beriman kepada Allah dan hari akhirat hendaklah ia mencintai Usamah bin Zaid (HR Bukhari)
    Taujihat Nabawiyah: Islam tidak menutup pintu kasih sayang dan cinta, tetapi membersihkannya daripada tradisi jahiliah menjadi taman yang indah “cinta kerana Allah”. Kata-kata ini menghiasi hari-hari kami dalam lisan dan tulisan.

    DOA DAN SABAR
    Rasulullah pernah berdoa “Ya Allah, muliakanlah Islam dengan satu antara dua orang yang Engkau sukai: Umar bin Khattab atau Amru bin Hisyam”.
    Tidak mudah bagi seseorang melangkah kepada orang lain tanpa adanya suatu alasan. Oleh sebab itu, harus direncanakan dengan matang dan melalui perantara yang lebih dekat dari segi tsaqafah dan umurnya.
    Dakwah adalah seni, bersabar dalam berdakwah adalah jihad
    “Hidayah dan petunjuk Allah tidak akan meresap ke dalam jiwa manusia sekaligus, malah ia memerlukan masa, pengawasan dan tenaga yang dikorbankan sehingga usaha-usaha itu mendatangkan hasil dengan izin Allah………..memerlukan kesabaran”Ustaz Fathi Yakan, Konsep penguasaan

    NERACA USRAH YANG BERJAYA.
    Sejauhmana dapat meningkat kefahaman dan kesedaran Islam.
    Sejauhmana dapat meningkatkan kerjasama-ta’awun تعاونdalam menghayati Islam.
    Sejauhmana dapat menumbuhkan “masuliyyah fardiyyah” – مسؤولية فردية

    Yang salah itu bahasa
    Yang benar itu erti
    Yang susah itu kerja
    Yang senang itu bakti
    “ Jadikan usrah sebagai medan untuk berbakti kepada agama tercinta”
    Related Posts with Thumbnails